Mereka sepertinya terlambat datang karena Restoran tersebut sudah ramai dikunjungi orang. Untung saja Tasia dan Aditya masih kedapatan tempat duduk yang kosong. Pelayanpun datang menanyakan pesanan mereka berdua. Tasia memesan sushi dan takoyaki serta Orange Juice sebagai minumannya, sedangkan Aditya memilih Tempura dengan nasi juga minuman yang sama seperti Tasia.
Mereka menunggu pesanan dalam diam.
Aditya bersiap melontarkan kata-kata dari mulutnya tetapi dengan sukses digagalkan oleh kehadiran pelayan yang membawakan pesanannya dan Tasia. Dengan terpaksa, cowok itu menutup mulutnya lagi.
Dalam diam, Tasia memperhatikan kelakuan aneh pacarnya tersebut.
Lagi-lagi, keduanya menyantap makanan mereka dengan disergap keheningan. Sebenarnya, tak ada masalah dengan Tasia karena ia memang sibuk sendiri jika sudah berhadapan dengan sushi. Lain halnya dengan Aditya, sejak tadi ia memang merasakan kegugupan lantaran ada sesuatu yang ia sembunyikan. Setelah beberapa menit berlalu, Tasia sudah menyelesaikan makanannya sedangkan Aditya masih sibuk menusuk-nusuk tempuranya. Tasia heran, lalu memutuskan untuk memandangi Aditya. Setelah dibiarkan berlama-lama terdiam, akhirnya masing-masing dari mereka sudah tak tahan lagi.
"Kak Aditya..."
"Tasia..."
Alhasil, keduanya pun memanggil nama masing-masing secara bersamaan dan sama-sama tertegun. Aditya berusaha mencairkan suasana,
"Kamu dulu deh."
Tasia segera melontarkan pertanyaannya, "Ada apa sih dengan kakak? Kok, tempura-nya tidak dimakan?"
Aditya menghela napas panjang. Walaupun sudah lama ia menjalin hubungan dengan Tasia tak lantas membuatnya percaya diri ketika ingin memberikan sesuatu yang spesial pada gadis itu. Ia selalu gugup, seperti saat ini.
"Ng... sebenarnya.... aku punya sesuatu buat kamu." lirihnya sembari mengambil sesuatu dari saku besar di celananya lalu meletakannya di atas meja. Tasia mengamati kantung kecil berwarna pink yang ujungnya dililit pita merah tersebut dengan antusias.
"Apa isinya? Boleh kubuka?"
Melihat mata Tasia yang berbinar-binar membuat hati Aditya menghangat, ia pun menunjukkan senyum jahilnya pada gadis itu,
"Kamu boleh membukanya setelah dapat memecahkan kode yang ada dikertas itu."
Tasia mengernyit, ia baru menyadari ada kertas kecil yang terselip di pita merah yang melilit kantung. Ia pun mengambil kertas tersebut, dan seketika dahinya makin mengkerut saat melihat deretan huruf-huruf yang tak dapat dimengerti olehnya.
ETALOCOHC
"Apaan sih ini? Aku gak ngerti." desah Tasia, benar-benar bingung. Aditya yang sedari tadi memperhatikannya hanya bisa terkikik.
"Hayooo, tulisan apakah itu?" goda Aditya dengan menirukan nada bicara guru-guru disekolahnya.
Tasia tak menghiraukan perkataan Aditya karena pikirannya sedang serius dan fokus untuk mengartikan deretan huruf tersebut. Ia membolak-balik kertas itu, tidak berhasil. Lalu ia mencoba mengeja dari huruf terakhir ke depan. Tiba-tiba, gadis itu menjentikkan jarinya, senyumnya terkembang lebar,
"CHOCOLATE! Isinya cokelat, benar kan?"
Aditya bertepuk tangan, senyumnya juga tak kalah lebar dengan senyum milik Tasia.
"Exellent! Nah, sekarang kamu boleh membukanya."
Tasia pun segera melepas lilitan pita dan merogoh isi kantung cokelat itu. Ternyata ada beberapa cokelat didalamnya yang dibungkus plastik. Semuanya dikeluarkan oleh gadis itu dan diletakkannya di meja. Lalu, ia terkejut. Cokelat itu berjumlah tiga, yang masing-masing berbentuk dua huruf dan satu hati.
A ♥ T
Kebahagiaan Tasia seketika meluap-luap, dan dengan refleks tubuhnya condong ke depan dan tak disangka-sangka ia mencium pipi Aditya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar