Kamis, 25 April 2013

How I Love Sinda So Much

Well ya, to the point aja deh, aku ingin buku The False Princess by Eilis O'Neal dijadikan film. Mengapa? Mari aku ceritakan =>


SINOPSIS
Cover versi asli
                
Hatiku hancur saat orangtuaku, Raja dan Ratu Thorvaldor, memberitahuku bahwa aku hanya seorang putri gadungan. Putri yang sesungguhnya disembunyikan di sebuah biara karena diramalkan akan dibunuh sebelum berusia enam belas tahun. 

Aku terpaksa meninggalkan kehidupanku di kerajaan dan tinggal bersama bibiku di sebuah desa terpencil, menanggalkan gelar dan bahkan namaku. Kejutannya tidak berakhir sampai di sana, ternyata aku memiliki kekuatan sihir yang terpendam. 

The False Princess
Cover versi indonesia
Dan saat aku mulai membiasakan diri dengan kehidupan baruku, aku melihat peristiwa mengejutkan yang membuatku bertanya-tanya, mungkinkah gadis yang datang dari biara dan diakui sebagai putri yang asli juga putri gadungan sepertiku?



Putri Nalia, putri mahkota kerajaan Thorvaldor, sejak lahir telah dipersiapkan untuk menjadi ratu, memerintah kerajaannya setelah ayahnya meninggal. Walaupun pemalu, kikuk dan sering merasa tidak anggun, Nalia pintar dalam hal pelajaran. Dan ia selalu ditemani Keirnan, putra Earl of Rithia, satu-satunya teman yang dimiliki oleh Naila.

Bayangkan betapa syoknya Naila ketika ia diberitahu oleh Raja dan Ratu bahwa sebenarnya ia bukanlah putri yang asli. Putri Naila yang asli disembunyikan disebuah biara karena ramalan yang datang sebelum ia lahir bahwa ia akan dibunuh sebelum berumur enambelas tahun. Untuk mencegah terwujudnya ramalan ini, maka setelah putri mahkota lahir ia kemudian ditukar dengan seorang bayi lain, yang kemudian hidup sebagai putri mahkota sampai batas waktu ramalan lewat. Dengan kata lain, si bayi ini dipersiapkan untuk menerima takdir buruk si putri asli.

Sekarang, setelah enambelas tahun berlalu Raja dan Ratu bermaksud membawa kembali putri mereka yang disembunyikan untuk tinggal diistana. Pada pagi itu status dan identitas diri Nalia dicabut. Ia bukan lagi Nalia si putri mahkota, melainkan Sinda si rakyat biasa.

Dengan hanya dibekali sekantong kecil uang dan pakaian paling buruk diistana, Sinda dikirim kerumah bibinya untuk tinggal. Hubungan mereka kurang baik karena si bibi membenci ibu Sinda. Menurut bibinya, ibu Sindalah yang menyebabkan kematian ayah Sinda.

Sementara itu Sinda juga masih syok, bingung dan pedih mengenai dirinya sendiri. Seumur hidup ia dibesarkan sebagai Naila, dan sekarang ia harus beradaptasi menjadi Sinda yang harus mengerjakan sendiri segala sesuatunya. Belum lagi gosip-gosip yang harus dihadapinya di desa kecil tempat tinggal bibinya itu. Tidak memiliki teman dan menjadi bahan tertawaan setiap kali ia lewat. Kerasnya hidup membuat si mantan putri ini menjadi sedikit pahit. Kepahitan inilah yang menyebabkan Sinda bersikap kejam ketika Keirnan datang menemuinya.

Kemudian Sinda mendapati dirinya memiliki bakat sihir. Bakat yang diturunkan oleh ibunya. Dan iapun membuat keputusan. Ia akan kembali ke ibukota, mendaftar ke sekolah sihir dan menitis karir menjadi seorang penyihir. Ia memang bukan lagi Nalia sang putri, tapi ia bisa menjadi Sinda sang penyihir!

Tetapi sesampainya di kota, semua rencananya tidak berjalan mulus. Bahkan setelah mempelajari sihirpun ia tetap tidak bisa menguasainya sepenuhnya. Dengan susah payah Sinda berusaha memperbaiki hidupnya. dan ketika hidupnya mulai membaik dan ia kembali berteman dengan Keirnan, Sinda mendapatkan bahwa Putri Nalia yang sekarang ada diistana bukanlah putri yang asli!

Seolah mendapatkan inspirasi baru, Sinda berjuang sekuat tenaga untuk mencari putri yang sebenarnya. Ia menolak meminta pertolongan dari pihak lain karena dibawah sadarnya ia ingin dikenal sebagai penyelamat sang putri. Hal ini menimbulkan pertengkaran kembali diantara Sinda dan Keirnan. Keirnan menolak membantu Sinda dan lebih memutuskan untuk meminta bantuan dari pihak lain.
Dalam buku ini Sinda harus berjuang keras untuk mencari identitas dirinya. Siapakah dia sebenarnya? Jelas ia bukan putri mahkota Thorvaldor. Tapi “Sinda” juga merupakan sosok yang asing baginya.
Dalam perjalanan hidupnya yang baru ini Sinda belajar menguasai kelemahannya dan berubah menjadi gadis yang lebih kuat. Ia tidak lagi mudah berputus asa dan hanya duduk menunggu nasibnya ditentukan oleh orang lain.
Selain itu ia juga menemukan cinta yang sebenarnya telah ada lama didalam dirinya. Dulu sama sekali tidak terbayang olehnya untuk jatuh cinta kepada Kiernan. Sebagai putri mahkota, ia tidak akan diperbolehkan menikah dengan pria yang kedudukannya jauh lebih rendah. Sekarang, sebagai seorang Sinda, ia juga menghadapi dilema yang hampir sama. Hanya saja saat ini dirinyalah yang memiliki kedudukan yang lebih rendah. Mungkinkan Earl of Rithia mengijinkan putranya menikah dengan rakyat biasa?

Sebuah segitiga. Satu sisinya runtuh, hanya menyisakan dua sisi. (hlm. 229)

Kutipan diatas benar-benar menggugah. Bayangkan jika kutipan tersebut menjadi tagline filmnya, pasti akan sangat menarik peminat film ^^ Aku ingin novel ini diadaptasi menjadi film oleh sutradara Narnia: The Lion, The Witch, and The Wardrobe yaitu Andrew Adamson. Aku memilih Andrew karena ia berhasil membuat dunia Narnia beserta Kerajaan di dalam filmnya terasa sangat mengagumkan. Karena The False Princess juga bersetting kerajaan, kurasa filmnya nanti akan cocok dipegang olehnya.

Saking suka dan kepinginnya aku novel ini dijadikan film, aku sampai berandai-andai siapa kira-kira artis yang cocok memerankan peran-peran di The False Princess. Akhirnya, setelah lama mencari, aku menemukan beberapa yang cocok dengan karakter fisik para tokoh:
Willow Shields as Sinda Azaway
Elle Fanning as Real Nalia (Mika)
Cody Simpson as Kiernan Dulchessy



Emily Soto as Orianne


Katie McGrath as Melaina Harandron

Taylor Momsen as Philantha
Well, aku belum menemukan artis untuk memerankan kesemua tokoh yang ada di The False Princess. Yang diatas hanya beberapa.

Untuk soundtracknya juga sudah aku pikirkan, Demi Lovato - Lightweight sepertinya cocok untuk soundtrack dimana Sinda harus meninggalkan Kiernan secara paksa hingga akhirnya ia mencari Nalia asli alias Mika sendirian. Soundtrack ini diputar saat ia menjalani hari demi hari di perjalanannya dalam kesendirian *eeaa*

Yah, mungkin cukup segitu saja yang sudah aku pikirkan (baca: khayalkan) untuk film The False Princess. Semoga The False Princess benar-benar di filmkan suatu hari nanti sesuai harapanku. 

2 komentar:

  1. hai Alexa...

    I love fiction... sepertinya aku bakalan cari bukunya dan baca deeeh.... :D
    thanks ya udah ikutan giveaway-ku...

    ditunggu pengumumannya besok :)

    BalasHapus